Bunga Majemuk
Pendahuluan
Bunga
adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna, dan
susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini
dapat, berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat menghasilkan
alat-alat perkembangbiakan. Letak dan susunan bagian-bagian bunga dibedakan
menjadi: Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (Acyclis). Bunga yang bagian-bagiannya
tersusun dalam lingkaran (cyclis). Bunga
yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain
terpencar atau menurut garis spiral (Hemicyclis).
(Tjitrosoepomo, 2013, p.121).
Penggolongan bunga pada
tanaman hias bisa dilakukan berdasarkan beberapa k, diantaranya posisi
munculnya bunga, jumlah bunga pada tanaman, kelengkapan bagian-bagian bunga,
kesempurnaan bunga, bentuk mahkota bunga, bunga majemuk dan posisi antar bagian
bunga. Bunga pada tanaman hias banyak yang terbentuk dalam sebuah karangan, disebut
dengan bunga majemuk (Inflorescentia).
(Ratnasari, J., 2008, p.7).
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif,
tempat terjadinya peristiwa penyerbukan dan pembuahan yang nantinya akan
menghasilkan buah yang di dalamnya terdapat biji. Biji inilah yang akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru Selain berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, bunga
juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber
makanan, minuman, penghias, bahan parfum, bahan obat, untuk keperluan budaya,
dan lain-lain (Sindhya, A, D., dkk, 2014, p.209-210)
Bunga
adalah bagian tanaman yang secara langsung terlibat dalam daya Tarik serangga
penyerbuk. Variasi morfologi bunga merupakan adaptasi alami untk peningkatan
tampilan atau meningkatkan kesesuaian mekanis antar bunga dan penyerbuk. Ciri
morfologi bunga yang berkaitan dengan serangga penyerbuk antara lain adalah
ukuran bunga. Warna bunga juga berkaitan dengan serangga penyerbuk. Bentukbunga
juga berpengaruh terhadap serangga penyerbuk utamanya. Selain itu, struktur
bunga juga menentukan jenis penyerbuk dan system perkawinannya (Rustam, E.,
dkk, 2018, p.14).
Putik
(Pistil) adalah alat kelamin betina
yang tersusun atas daun-daun buah (karpel)
dan daun-daun buah sebagai keseluruhan yang menyusun putik. Bakal buah
menumpang adalah bakal buah yang duduk di atas dasar bunga, sehingga
kedudukannya lebih tinggi, daripada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping
bakal buah tidak pernah berdekatan dengan dasar bunga. Benangsari bagi tumbuhan
merupakan alat kelamin jantan (Gusmalawati, D., dkk, 2013, p.177-178).
Pembahasan
Secara umum morfologi tumbuhan mengkaji tentang
karakteristik dan fungsi organ vegetative dan generative , system perakaran ,
struktur dan bangun daun, tata letak daun, percabangan batang, perhiasan bunga,
rumus dan diagram bunga, struktur dan jensi buah, serta contoh modifikasi
tumbuhan. Pengamatan yang paling awal dilakukan ialah dengan mengamati karakter
morfologi. Karakter morfologi meliputi pohon, daun, bunga dan buah. Namun dalam pengamatan ini dibatasi pada
morfologi bunga.
Umumnya
pada suatu tumbuhan ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan
satu bunga saja disebut tumbuhan bunga tunggal (Planta Uniflora). Sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak (Planta multiflora).
Beberapa macam susunan bunga majemuk, bunga majemuk tak berbatas (Inflorescentia racemosa), bunga majemuk
berbatas (Inflorescentia cymosa), dan
bunga majemuk campuran (Inflorescentia
mixta). Pada preparat yang pertama
yaitu bunga oleander (Nerium oleandra),
yang merupakan kelas Magnoliopsida,
ordo Gentianales, family Apocynaceae, dan genus Nerium L. Bunga oleander merupakan bunga
berbatas (Inflorescentia cymosa),
bunga berkembang dalam seikat yang mengelilingi mahkota bunga pusat. Bunga ini
terletak diujung cabang dan mempunyai diameter sekitar 2,5 – 5 cm. Bunga ini
memiliki tangkai bunga (Pedicellus),
daun pelindung (Bractea communis),
daun tangkai atau daun pertama (prophylla),
ibu tangkai (Pedincullus), tangkai
karangan bunga (Pedunculus), serta
susunan bunga majemuk anak payung menggarpu (Dichasium). (Lihat gambar. 1)
Gambar. 1
Susunan bunga oleander (Nerium oleander
) (Sumber Dok. Pribadi)
|
Bunga pecut kuda
dimana bentuk ujung tangkai yang berubah fungsi menjadi bunga berbentuk seperti
pecut atau juga disebut dengan bunga Jarong (Starchytarpeta Jamaicencis V,) yang merupakan kelas Magnoliopsida, ordo Lamiales, family Verbenaceae,
dan genus Starchytarpeta. Bunga
jarong (Starchytarpeta Jamaicencis V,) merupakan bunga majemuk tak berbatas
(Inflorescentia racemose, botroyides,
atau centripetal) yang tersusun dalam
poros bulir (Spica) seperti tandan
tetapi bunga tidak bertangkai, yang memanjang seperti pecut, berwarna ungu,
atau putih. Bunga ini memiliki daun pelindung (Bractea communis), daun tangkai atau daun pertama (prophylla), ibu tangkai (Pedincullus), tangkai karangan bunga (Pedunculus), serta susunan bunga majemuk
anak payung menggarpu (Dichasium)
tanpa ada tangkai bunga (Pedicullus).
Bunga jarong mekar dalam waktu yang berbeda yang mencirikan bunga jarong adalah
bunga majemuk tak berbatas. Ukuran bunga kecil dan berwarna ungu, bentuk ujung
tempat melekatnya bunga tampak seperti pecut. (Lihat gambar. 3)
Gambar.
3 Susunan bunga majemuk jarong (Starchytarpeta
Jamaicencis V) (Sumber Dok. Pribadi)
|
Bunga
yang diamati selanjutnya bunga matahari (Helianthus
annus) yang merupakan kelas Magnoliopsida,
ordo Asterales, family Asteraceae dan genus Helianthus. Bunga asteraceae merupakan bunga cawan atau bongkol atau seperti bulir
pendek, dengan daun-daun pembalut bersama untuk seluruh rangkaian bunga. Bunga
dalam bongkol kecil dengan daun pembalut, sering satu bongkol yang sama
terdapat dua macam bunga, yaitu bunga cakram berbentuk tabung dan bunga tepi
berbentuk pita. Semua bunga juga bias berbentuk tabung, atau bias seluruhnya
berbentuk pita. Bunga matahari (Helianthus
annus) merupakan bunga majemuk tak berbatas (Inflorescentia racemose, botroyides, atau centripetal). Tangkai bunganya memiliki tangkai oval dengan
disertai dedaunan kecil di tepinya. Sedangkan kelopak bunganya memiliki warna
kuning terang dengan dikelilingi bulatan hitam di tengahnya beserta calon biji
yang berjumlah ratusan bahan ribuan. Bunga ini memiliki daun pelindung (Bractea communis), daun tangkai atau
daun pertama (prophylla), ibu tangkai
(Pedincullus), tangkai karangan bunga
(Pedunculus), serta susunan bunga
majemuk anak payung menggarpu (Dichasium)
tanpa ada tangkai bunga (Pedicullus).
(Lihat gambar. 4)
Gambar. 4
Susunan bunga majemuk bunga matahari (Helianthus
annus) (Sumber Dok. Pribadi)
|
BSunga lamtoro (Leucaina glauca Benth), yang merupakan. Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan bunga ini merupakan bunga majemuk tak
berbatas (Inflorescentia racemose,
botroydes, atau centripeta).
Bunga lamtoro memiliki tangkai karangan bunga (Peduncullus), daun tangkai atau daun pertama (Prophylla, bracteole), ibu tangkai (Peduncullus), tangkai bunga (Peducullus),
dengan bentuk susunan bunga majemuk kapala/bongkol (Capitulum) bertangkai panjang yang terkumpul dalam berisis 2 – 6
bongkol. Masing-masing bongkol tersusun dari 100 – 180 kuntum bunga, membentuk
bola yang berwarna putih atau kekuningan dengan diameter 12 – 21 mm, di atas
tangkai sepanjang 2 – 5 cm. Bunga individu kecil dan berwarna krim- putih. Bunga
lamtoro berukuran kecil-kecil, berbilangan 5. Tabung kelopak tanaman ini
berbentuk menyerupai lonceng dan bergigi pendek serta berukuran sekitar 3 mm.
Mahkota berbentuk solet dan ukuran 5 mm serta lepas-lepas. Benang sari
berjumlah 10 helai dan berukuran sekitar 10 mm dan lepas-lepas. Bunga yang
hermaprodit, sebagian besar melakukan penyerbukan sendiri dan self-kompatibel.
Kepala bunga berada dalam kelompok 2-6. Bunga berada dalam tunas muda yang
aktif tumbuh, dengan daun berkembang pada saat yang sama dengan bunga. (Lihat
gambar. 5)
Gambar. 5 Susunan bunga majemuk
lamtoro (Leucaena glauca Benth)
(Sumber Dok. Pribadi)
|
Saran?
Daftar Pustaka
Dhaniaputri, R (2017). Ilmu Botani Sebagai Dasar
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dalam Pelestarian Lingkungan. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Sains (SNPS), P.338-345
Gusmalawati, D., dkk (2013). Anatomi dan Histokimia
Organ Generatif Amorphophallus Muelleri. Jurnal
Floribunda, Vol. 4: 7, p.175-180
Hasanuddin, dkk (2014). Hubungan Kekerabatan Fenetik
12 Spesies Anggota Familia Asteraceae. Jurnal
EduBio Tropika, Vol. 2: 2, P.187-250
Munira, dkk (2016). Potensi Anti Bakteri Ekstrak Bunga
Asoka (Ixora coccinea L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escheria coli. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal,
Vol. 1:2, P.130-134
Permata, S., dkk (2015). Morfologi Bunga dan
Viabilitas Serbuk Sari Berbagai Aksesi Pamelo (Citrus maxima (Burm) Merr.). Jurnal Agronida ISSN, Vol. 1: 1, P.37-45
Ratnasari, J., dkk (2008). Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya
Rustam, E., dkk (2018). Morfologi dan Perkembangan
Bunga-Buah Tembesu (Fragreae fragrans). Jurnal
PROSS SEM NAS MASY BIODIV INDOM, Vol. 4: 1, P.13-19
Sindhya, dkk (2014). Variasi Morfologi Bunga pada
Beberapa Varietas Chrysanthemum morifolium Ramat. Jurnal Natural B, Vol. 2: 3, P. 209-220
Tjirosoepomo, G (2013). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Wahdina (2017). Tiga Warna Bunga Caesalpinia
Pulcherrima. Seminar Nasional Penerima
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, P.23-24
Komentar
Posting Komentar